Senin, 09 Desember 2013

Cinta memang mampu membuat seseorang menunggu begitu lama, tapi kadang kamu harus mencintai dirimu juga, dengan menyadari kapan untuk pergi..
-OneCharacter

Pada akhirnya penantian itu memberikan sebuah jawaban, pada pemimpi yang tidak lelah berjuang untuk mewujudkan mimpinya...

"There's none of dream is too big.. and none of dreamer is too small" - Turbo

Percaya! Tuhan  selalu tau apa yang terbaik untuk umatnya.
Thank's Allah I'm feeling so blessed :')

Semoga ini adalah akhir dari ujian chapter kali  ini.
Ujian menuju tingkat kedewasaan dan kematangan diri yg lebih baik lagi.

Jumat, 29 November 2013

Kamu! #part2

Aku menaruh hati pada bayangan.. 
Pada ia yang bahkan tidak jelas rupanya di angan.

Aku memeluk erat angin yang berhembus menggelitik jiwa..
Memeluk ia yang bahkan tak bisa kugenggam raganya.

Kamu bagaikan pelita...
Bagiku yang perlahan meredup sinarnya.

Kamu melindungiku bagai karang menghadang ombak demi pasir pantai dan keindahannya...
Melindungi dia yang perlahan telah rapuh jiwanya.

Akankah kamu berlabuh disini...
Atau kembali bersama ombak berlayar pergi?

- november 2013

Kamis, 28 November 2013

Kamu! #part1

Aku membenci jarak ini, jarak yang menertawakan asa rindu yang tercipta untuk ketidakhadiranmu.
Dan aku mulai membenci debaran itu.. debaran ketika aku melihat untaian namamu dihadapanku.
Aku pun membenci rasa itu, rasa yang entah kau rasa atau tidak untukku.
Aku benci berharap, berharap diatas desir angin mimpi yang entah tersampaikan atau tidak ke telinga tuannya.
Aku benci kamu, kamu yang aku tidak tahu siapa namun tiba-tiba muncul dalam hidupku.

- June 2012

Minggu, 03 November 2013

"Kalau ditanya di dunia ini apa yang paling kuat, gue bakalan jawab: hati. 

Kenapa hati?
Karena hati walaupun udah berkali-kali, bahkan berjuta-juta kali (di)hancur(in), tapi hati tetap dapat berfungsi dengan baik bahkan siap untuk (di)hancur(kan) kembali"

-desti ariani iskandar-

tanda tanya!

Jika memang kamu merasa lelah… lalu kenapa kamu terus saja berlari?
Jika memang kamu takut terjatuh… mengapa kau menutup matamu?
Jika memang takut patah hati… lalu kenapa kamu terus memaksa untuk mencintai?
Jika kamu takut tersakiti… tak bisakah kamu menjauhi dia yang hanya bisa membuat luka?
Tidak, aku rasa tidak…
Tidak untuk saat ini, karena dia yang kucintai adalah dia yang memiliki potensi paling besar untuk menyakiti.
Kemudian dia yang pernah meruntuhkan benteng pertahanan kita untuk mencintai, adalah dia yang kelak akan memaksa kita membuat benteng yang lebih tinggi yang mengurung kita pada ketakutan bahwa suatu hari akan ada yang datang dan meruntuhkan benteng itu lagi.
Kemudian siklus berulang.
Kembali merasa lelah, takut terjatuh, takut patah hati dan takut tersakiti.
Tapi kita akan terus berlari, menutup mata, dan memaksa mencintai dia yang hanya membuatmu terluka.
Pertanyaannya sekarang, mau sampai kapan?

Senin, 28 Oktober 2013

Aku - Bandung - dan Segenap Hati yang Masih Tertinggal Disana!

Setelah 7 bulan di Balikpapan sini akhirnya inilah pertama kali aku memberanikan diri untuk pulang. Cuma-tiga-hari! Yang penting tombo kangen. Allah baik banget sama aku, aku pernah ngetwit beberapa minggu lalu Cuma mau pulang kerumah dan dipeluk mama papa. Kayaknya itu lebih dari cukup untuk sekarang :')”  And you know what, kinda miracle.. ada urusan yang harus bener-bener aku selesaikan di rumah sana.. tidak bisa ditunda. Dan kebetulan sekali mama di magelang, jelas jauh lebih dekat dari surabaya… Dan pada akhirnya kami pun pulang…. Pulang!
Berada dibawah satu atap yang sama... Ah! Rasanyaaa… meskipun cuma sehari, rasanya lebih dari cukup.Meskipun adaaaa aja rintangan dan oleh-olehnya. Mulai dari BB ke reinstall dan full smua data (kecuali di MMC) hilang. Lalu jatuh dari tangga pas turun bawa-bawa jemuran. Then, harus nyetir ditengah debu dan macetnya kota Bandung bolak-balik dari kabupaten ke kota demi semua jadwal terlaksana. Dan pada akhirnya ketinggalan last flight gara-gara pesawat besarnya rusak dan diganti pesawat kecil… dan herannya semua penumpang tidak dapat notifikasi. Aku dan keempat penumpang lainnya terlantar karena satu jam sebelum depart, pesawat sudah selesai boarding dan..penuh.
Roby (aku lupa dia kerja dimana), Mas Beni (Karyawan KPC), Pak Iman (karyawan Total), dan Pak Rachmat (karyawan Total). Keempat orang ini yang masih ragu-ragu mau refund atau ganti first flight keesokan harinya. Awalnya kami hanya diberi kompensasi 100 ribu rupiah untuk transportasi agar kami bisa kembali ke airport keesokan harinya. Tapi ada salah satu ibu-ibu yang baru datang berteriak-teriak meminta pertanggung jawaban pihak Lion Air, mendengar nada ibu yang semakin sengit itu.. akupun memberanikan diri untuk berteriak-teriak meminta kejelasan! Oke.. kali ini aku tidak boleh diperlakukan semena-mena! Dan finally, kita menang nego dan akhirnya pihak lion air memberi kami masing-masing satu kamar hotel terdekat agar bisa ikut first flight keesokan harinya. Sayangnya Roby memilih refund karena satu dan lain hal yang membuat dia membatalkan perjalanannya.
Oke back to fokus, kekacauan tidak sampai disitu saja. Hotel yang kami dapat nyatanya hanya hotel sekelas penginapan biasa dan tidak sebanding dengan kerugian yang diakibatkan oleh Lion Air terhadap kami, terutama dari segi waktu. Thanks God I’m the only woman over there… Aman deh pegang satu kunci kamar. Tulisannya sih 1C, tapi nyatanya kami semua dapat kamar di lantai 4 dengan tangga yang super sempit dan rasanya kok ga sampe-sampe ke kamarnyaa. Kekacauan berikutnya, dialami mas Beni dan pak Iman yang entah kenapa diberi hanya satu kamar dengan posisi bed yang hanya layak jika ditiduri oleh sepasang suami isteri. Akhirnya dengan inisiatif mereka berdua, mereka patungan untuk buka satu kamar baru, ketimbang mereka harus berdesakan dalam satu kamar yang ranjangnya tidak terpisah.
Deg-deg-an setengah mati, rasanya nggak pengen tidur… takut ketinggalan pesawat lagi. Tapi matanya lelah, badannya capek (eh sama ya?) dan pikirannya memang butuh istirahat. Well, thanks to mereka yang nggak bisa aku sebutin satu-satu, yang udah bikin aku tenang dan temenin aku chat sampe aku bener-bener mau tidur. Pulas. Dan sampai keesokan harinya dengan baik hati bangunin jam 3 pagi! Iya! Jam 3 pagi loh hey! And you know what? Apesnya, karena kupikir ini adalah perjalanan pulang kerumah, aku nggak bawa sabun mandi..Cuma bawa sekedar odol dan sikat gigi. Finally kepaksa banget mandi pake PONDS! Satu-satunya yang paling possible untuk bersiin badan! Belom pernah kan ngerasain mandi jam 3 pagi pake PONDS?? Dan efeknya bersin-bersin nggak berhenti sampe sekarang T^T
Super kalang-kabut bersihin segala pernak pernik yang harus dibawa ke pesawat dengan berbaju kerja rapi dan pake wedges pula.. menuruni satu persatu anak tangga dari lantai 4 bawa tas baju, beuuuh… keringetan lagi yang ada! Sebenernya enak sih ini kalo misalnya ijin kantor lagi.. tapi bisa bisa aku diamuk masa.. kalo aku nggak masuk artinya satu kantor ga gajian hari ini! Ha ha ha!
Jam menunjukkan 3.30 WIB, sementara pak Iman dan mas Beni makan… aku Cuma celingukan. Nggak makan dari semalem tapi perut sama sekali nggak berasa lapar. Yang ada di otak cuma gimana caranya sampe bandara, naik pesawat, dan sampai di Balikpapan tepat waktu kemudian kerja. Pukul 3.45 WIB mas Beni minta supir hotel antar kami ke bandara. Ada dua bapak-ibu yang kebingungan mencari taksi pada saat itu. Usut punya usut ternyata mereka korban delay Lion Air, yaa… delay last flight ke first flight dengan tujuan yang berbeda, Jogja. Tepat jam 4 pagi kami sampai di bandara. Kami berempat berhamburan masuk ke dalam terminal.. Antrian sudah panjang seperti antri sembako. Disana kami berempat terpisah. Aku bersama mas Beni, dia sangat membantuku dari mulai bantu angkat barang, bawain di troli, check in pesawat, sampai akhirnya duduk manis di dalam pesawat! Ah.. thanks to him lah! Eh, nggak lama kemudian Pak Iman dan Pak Rachmat pun datang dengan boarding pass berurutan, kami duduk sebelahan. Wah memang kami berempat ini kompak-by-accident!
Kami terbang dalam kondisi cuaca yang tidak baik. Sedang asiknya terlelap meneruskan tidur yang kurang akibat harus bangun dini hari. Tiba-tiba kapten pilot meminta kami semua untuk memasang kembali seat belt, aku cek jam ku dan aku sadar.. ini baru satu jam! Lalu? Benar saja, tidak lama kemudian goncangan begitu terasa keras. Yaa, setidaknya keras untuk aku yang terbiasa naik pesawat dalam kondisi mulus saja. Tidak hanya itu, ketika sudah mau landing.. tetiba pesawat yang sudah turun terasa menghentakkan tenaga lagi untuk naik keatas, memutar balik..baru landing dengan sempurna (dengan bunyi rem yang agak sedikit mengerikan). Memang hujan tidak begitu deras, tapi kondisi cuaca tersebut cukup mengganggu perjalanan kali ini. Dan pada akhirnya aku, pak Iman, mas Beni dan pak Rahmat pun berpisah tanpa kata pengantar lagi. Kami sibuk dengan jadwal masing-masing. Aku yang mengejar jam kantor yang sudah terlambat 10 menit saat landing. Mas Beni mengejar next flight ke Sangatta tempat dia bekerja. Pak Iman dan Pak Rahmat pun asik dengan bagasi mereka masing-masing.
Ah.. perjalanan kali ini sungguh benar-benar menguras tenaga dan emosi. Disini aku banyak belajar, nggak gampang loh mendapatkan ada yang kita inginkan. Harus berusaha, berkorban, dan belajar merelakan jika pada akhirnya apa yang kita dapatkan nggak sesuai sama rencana dan harapan. Tapi terlepas dari semua yang nggak enak-enak itu pada akhirnya aku dapat apa yang aku mau. Pelukin mama papa, dipotong rambutnya sama mama (berbulan-bulan tahan diri ga ke salon, ha ha ha), spending time di Bandung sama keluarga dan temen-temen, lalu pada akhirnya manja-manja sama mama papa adek dari mulai makan bareng di fast food sampe dipeluk pas nangis nangisan kayak anak kecil lagi waktu ketinggalan pesawat. Sesuatu yang bahkan nggak pernah kami lakukan sebelumnya. Precious!

Well, That's all the story tentang aku - Bandung - dan segenap hati yang masih tertinggal disana! Rasanya nggak pengen pulang. Rasanya pengen tetep disini sama keluarga. But wait, you have your live to life! And someday ketika kamu harus ngekorin kemanapun pasangan hidup kamu pergi. Apa kamu masi akan berdiri disini? menuntut kembali pulang lagi dan lagi ke keluarga kamu, temanmu, masa kecilmu dan setiap kenangan yang tersisa disetiap sudut kota? Kan nggak!

Satu hal, Tuhan tau sampai sebatas mana kemampuan umatnya untuk diuji. Setidaknya kita jadi tau sebatas mana kita bisa dan harus bersabar. Dan sampai sebatas mana kita harus melawan supaya tidak diperlakukan semena-mena. Selalu ada hikmah dibalik semua kejadian. Dan apapun itu aku sangat bersyukur. Terimakasih untuk nikmatmu ya Allah. Keajaibanmu J

Selasa, 13 Agustus 2013

Friend Zone

  • Actually this is an old post from one of my hidden blog.. it was posted on 15th July 2012,, but it's quite fun to reposted mengingat semakin banyak korban #friendzone lalalala~
    enjoy... ;)
    Source: Alexander Thian ‏@aMrazing (dengan pengembangan cerita versi eyk sendiri)
    Pernah nggak kalian ngalamin yang namanya friendzone? I do! I do! I do! (saking seringnya nih sampe pake penekanan 3x, hahaha) Rasanya gimana siiih? Nano nano yes? Manis asem asin, tapi versi aku? paiiittt! :))
    "Gue mau ngomong." "Gue jugaaa!" "Lo dulu deh." "Gue punya pacar!" "…" "Lo mau ngomong apa?" "Gak jadi" 
    Versi aku: “duuh, ngomong nggak ya sama dia kalo aku sukaaa..” *bikin buku atau tulisan tentang perasaan aku* *kasiin* kemudian “makasih yaa” (tanpa penjelasan dan sebulan kemudian) “kenalin ini pacar aku” #jelbb
    "I love you." "Aww.. Thanks! I bet you will love my boyfriend too! You guys are so much alike."  
    Versi aku: yang gini belom pernah sih kayaknya :D
    "I wanna grow old with you." "Hey, I do too! Let’s pray this friendship will never break!"  
    Versi aku: …mmmm… ngalamin yang satu ini sih kayaknya sama (mantan) pacar, semoga no more-more deh! ‘wanna grow old with you’..tapi sebulan kemudian selingkuh -.-“
    "You’re my friend forever!" "But I wanna be more than a friend.." "Okay! We’re gonna be best friend!"  
    Versi aku: …mmmm… fortunately belom pernah ngalamin yang satu ini sih kayaknya, kebayang aja kalo ngalamin #krakk *suara hati yang patah* hihihi
    "Nih, kado buat elo." "Wah! Makasih, ya." "Sebenarnya.." "Eh, pacar baru gue juga ngasih kado! Mau liat?" "…" 
    Versi aku:
    1st. “Ini kado buat kk” “makasih yaa” kemudian si table-mate dateng “kk happy birthday ya” (cipikacipiki) *kemudian dikacangin dan pergi* *ga pernah nyapa lagi sampe sekarang, kaya orang nggak kenal*
    2nd. “Nih buat kamu” (kemudian dicuekin berminggu-minggu) “eh, aku baru sadar kamu kasi aku kado ya? aku baru nemuin pas tadi beres-beres kamar” #jedyaarr
    3rd. *nyodorin kado* “Emm, bukanya dirumah aja ya” (begitu sampai dirumah) “wuaaahh dia jadiin dp bbm doong” tapi di crop di bagian nama pembuatnya*(satu jam kemudian) *dp ganti dan tidak pernah muncul lagi*
    "You know what? I’ve been in love with you." "Hei, me too!" "REALLY!?" Yeah! How can I not love my best friend?" 
    Versi aku: ”aku sayang sama kamu” “Iya aku tau kok say, aku juga sayang sama kamu” “ih wow, itu seriusan? hahaha” “iya, kamu kan temen terbaik yg pernah aku kenal” #jlebb
    So, Would your risk your friendship dengan meyatakan cinta pada sahabat kamu sendiri? (like what i’ve done?) xD
    Skenario 1: meyatakan cinta pada sahabat, ditolak, persahabatan jadi renggang karena situasi yang canggung. 
    (i’ve done with this scenario recently, fufufu~)
    Skenario2: gak berani menyatakan cinta, karena takut kehilangan sahabat. Tapi hati menderita karena ingin lebih. 
    (i’ve done with this scenario recently, with the same guy.. but believe it. I’d rather to show what i’m feeling. Love clap one hand more suffered! HA!)
    Skenario 3: Menyatakan cinta ke sahabat, diterima, bahagia, kemudian putus, dan jadi sepasang orang asing. 
    (this scenario, ummm.. we’re back to ordinary friends anyway)
    Skenario 4: menyatakan cinta, ditolak, tetap bersahabat, tapi diam2 bete karena sahabat pacaran sama orang lain. 
    (i dooo~ done! pffftttt >.<”)
    Skenario 5: Menyatakan cinta, diketawain, “kita lebih cocok jadi kakak-adek”   :)))
    (i think i already done this one too! with who? i don’t remember! lalala~)
    Skenario 6: Baru mau menyatakan cinta, ehhh dianya curhat kalo lagi deket sama seseorang yang dia suka banget. 
    (yes.. frequently happened! :’< )
    Skenario7: Lo cinta dari dulu, tapi dia punya pacar dan gak bahagia sama pacarnya, dan lo gak berani nikung. begonya, elo malah menawarkan diri jadi tempat curhat kegalauannya dengan pacarnya. Dalam hati “Udah sik, bubaran aja sama dia. Mendingan sama gue.” Dalam hati doang tapinya. 
    (yes.. frequently happened! :’< )
    Skenario8: Mau nembak, ragu. Maju mundur. Akhirnya nyesel sendiri karena dia keburu pacaran sama orang lain.  deh!
    (done! recently!)
    Skenario9: Pengin banget ngomong, tapi karena lo cewek, lo maunya dia yang ngomong. Eh, dia pameran pacar ke elo. 
    (yes.. frequently happened! :’< )
    Dan akhirnya, skenario 10: *back sound* Lucky I’m in love, with my best friend.. Diterima, dan cintanya langgeng. :’)
    (kapaaan yang ini kapaaaaaan?? Hukss..)
    Semua pilihan pasti beresiko. Ada yang berani menyatakan cinta, tapi ndak siap dengan resiko ditolak dan kehilangan sahabat. But honestly, perasaan yang tertahan itu akan menyedihkan ketika kita tidak tersampaikan. Kalau dia memang bener sahabat kita, apapun yang terjadi….. canggung, nggak enak, penolakan, sayang, semua cuma temporary disturbance. Dan ketika sudah diungkapkan akan menjadi lebih baik dan tidak berpengaruh banyak sama persahabatan kita (it’s an if case by the way). Finally, it’s all back to us! Selamat bergalau~