Setelah 7 bulan di Balikpapan sini akhirnya inilah pertama
kali aku memberanikan diri untuk pulang. Cuma-tiga-hari! Yang penting tombo
kangen. Allah baik banget sama aku, aku pernah ngetwit beberapa minggu lalu “Cuma mau pulang kerumah dan dipeluk mama papa. Kayaknya
itu lebih dari cukup untuk sekarang :')” And you know what,
kinda miracle.. ada urusan yang harus bener-bener aku selesaikan di rumah
sana.. tidak bisa ditunda. Dan kebetulan sekali mama di magelang, jelas jauh
lebih dekat dari surabaya… Dan pada akhirnya kami pun pulang…. Pulang!
Berada dibawah satu
atap yang sama... Ah! Rasanyaaa… meskipun cuma sehari, rasanya lebih dari
cukup.Meskipun adaaaa aja rintangan dan oleh-olehnya. Mulai dari BB ke
reinstall dan full smua data (kecuali di MMC) hilang. Lalu jatuh dari tangga
pas turun bawa-bawa jemuran. Then, harus nyetir ditengah debu dan macetnya kota
Bandung bolak-balik dari kabupaten ke kota demi semua jadwal terlaksana. Dan
pada akhirnya ketinggalan last flight gara-gara pesawat besarnya rusak dan
diganti pesawat kecil… dan herannya semua penumpang tidak dapat notifikasi. Aku
dan keempat penumpang lainnya terlantar karena satu jam sebelum depart, pesawat
sudah selesai boarding dan..penuh.
Roby (aku lupa dia
kerja dimana), Mas Beni (Karyawan KPC), Pak Iman (karyawan Total), dan Pak
Rachmat (karyawan Total). Keempat orang ini yang masih ragu-ragu mau refund
atau ganti first flight keesokan harinya. Awalnya kami hanya diberi kompensasi
100 ribu rupiah untuk transportasi agar kami bisa kembali ke airport keesokan
harinya. Tapi ada salah satu ibu-ibu yang baru datang berteriak-teriak meminta
pertanggung jawaban pihak Lion Air, mendengar nada ibu yang semakin sengit
itu.. akupun memberanikan diri untuk berteriak-teriak meminta kejelasan! Oke..
kali ini aku tidak boleh diperlakukan semena-mena! Dan finally, kita menang
nego dan akhirnya pihak lion air memberi kami masing-masing satu kamar hotel
terdekat agar bisa ikut first flight keesokan harinya. Sayangnya Roby memilih
refund karena satu dan lain hal yang membuat dia membatalkan perjalanannya.
Oke back to fokus,
kekacauan tidak sampai disitu saja. Hotel yang kami dapat nyatanya hanya hotel
sekelas penginapan biasa dan tidak sebanding dengan kerugian yang diakibatkan
oleh Lion Air terhadap kami, terutama dari segi waktu. Thanks God I’m the only
woman over there… Aman deh pegang satu kunci kamar. Tulisannya sih 1C, tapi
nyatanya kami semua dapat kamar di lantai 4 dengan tangga yang super sempit dan
rasanya kok ga sampe-sampe ke kamarnyaa. Kekacauan berikutnya, dialami mas Beni
dan pak Iman yang entah kenapa diberi hanya satu kamar dengan posisi bed yang
hanya layak jika ditiduri oleh sepasang suami isteri. Akhirnya dengan inisiatif
mereka berdua, mereka patungan untuk buka satu kamar baru, ketimbang mereka
harus berdesakan dalam satu kamar yang ranjangnya tidak terpisah.
Deg-deg-an setengah
mati, rasanya nggak pengen tidur… takut ketinggalan pesawat lagi. Tapi matanya
lelah, badannya capek (eh sama ya?) dan pikirannya memang butuh istirahat.
Well, thanks to mereka yang nggak bisa aku sebutin satu-satu, yang udah bikin
aku tenang dan temenin aku chat sampe aku bener-bener mau tidur. Pulas. Dan
sampai keesokan harinya dengan baik hati bangunin jam 3 pagi! Iya! Jam 3 pagi
loh hey! And you know what? Apesnya, karena kupikir ini adalah perjalanan
pulang kerumah, aku nggak bawa sabun mandi..Cuma bawa sekedar odol dan sikat
gigi. Finally kepaksa banget mandi pake PONDS! Satu-satunya yang paling
possible untuk bersiin badan! Belom pernah kan ngerasain mandi jam 3 pagi pake
PONDS?? Dan efeknya bersin-bersin nggak berhenti sampe sekarang T^T
Super kalang-kabut bersihin segala pernak pernik yang harus
dibawa ke pesawat dengan berbaju kerja rapi dan pake wedges pula.. menuruni
satu persatu anak tangga dari lantai 4 bawa tas baju, beuuuh… keringetan lagi
yang ada! Sebenernya enak sih ini kalo misalnya ijin kantor lagi.. tapi bisa bisa
aku diamuk masa.. kalo aku nggak masuk artinya satu kantor ga gajian hari ini! Ha
ha ha!
Jam menunjukkan 3.30 WIB, sementara pak Iman dan mas Beni
makan… aku Cuma celingukan. Nggak makan dari semalem tapi perut sama sekali
nggak berasa lapar. Yang ada di otak cuma gimana caranya sampe bandara, naik
pesawat, dan sampai di Balikpapan tepat waktu kemudian kerja. Pukul 3.45 WIB
mas Beni minta supir hotel antar kami ke bandara. Ada dua bapak-ibu yang
kebingungan mencari taksi pada saat itu. Usut punya usut ternyata mereka korban
delay Lion Air, yaa… delay last flight ke first flight dengan tujuan yang
berbeda, Jogja. Tepat jam 4 pagi kami sampai di bandara. Kami berempat
berhamburan masuk ke dalam terminal.. Antrian sudah panjang seperti antri
sembako. Disana kami berempat terpisah. Aku bersama mas Beni, dia sangat
membantuku dari mulai bantu angkat barang, bawain di troli, check in pesawat, sampai
akhirnya duduk manis di dalam pesawat! Ah.. thanks to him lah! Eh, nggak lama
kemudian Pak Iman dan Pak Rachmat pun datang dengan boarding pass berurutan, kami
duduk sebelahan. Wah memang kami berempat ini kompak-by-accident!
Kami terbang dalam kondisi cuaca yang tidak baik. Sedang asiknya
terlelap meneruskan tidur yang kurang akibat harus bangun dini hari. Tiba-tiba
kapten pilot meminta kami semua untuk memasang kembali seat belt, aku cek jam
ku dan aku sadar.. ini baru satu jam! Lalu? Benar saja, tidak lama kemudian
goncangan begitu terasa keras. Yaa, setidaknya keras untuk aku yang terbiasa
naik pesawat dalam kondisi mulus saja. Tidak hanya itu, ketika sudah mau
landing.. tetiba pesawat yang sudah turun terasa menghentakkan tenaga lagi
untuk naik keatas, memutar balik..baru landing dengan sempurna (dengan bunyi
rem yang agak sedikit mengerikan). Memang hujan tidak begitu deras, tapi
kondisi cuaca tersebut cukup mengganggu perjalanan kali ini. Dan pada akhirnya
aku, pak Iman, mas Beni dan pak Rahmat pun berpisah tanpa kata pengantar lagi.
Kami sibuk dengan jadwal masing-masing. Aku yang mengejar jam kantor yang sudah
terlambat 10 menit saat landing. Mas Beni mengejar next flight ke Sangatta
tempat dia bekerja. Pak Iman dan Pak Rahmat pun asik dengan bagasi mereka
masing-masing.
Ah.. perjalanan kali ini sungguh benar-benar menguras tenaga
dan emosi. Disini aku banyak belajar, nggak gampang loh mendapatkan ada yang kita
inginkan. Harus berusaha, berkorban, dan belajar merelakan jika pada akhirnya
apa yang kita dapatkan nggak sesuai sama rencana dan harapan. Tapi terlepas
dari semua yang nggak enak-enak itu pada akhirnya aku dapat apa yang aku mau.
Pelukin mama papa, dipotong rambutnya sama mama (berbulan-bulan tahan diri ga ke
salon, ha ha ha), spending time di Bandung sama keluarga dan temen-temen, lalu pada akhirnya manja-manja sama
mama papa adek dari mulai makan bareng di fast food sampe dipeluk pas nangis
nangisan kayak anak kecil lagi waktu ketinggalan pesawat. Sesuatu yang bahkan
nggak pernah kami lakukan sebelumnya. Precious!
Well, That's all the story tentang aku - Bandung - dan segenap hati yang masih tertinggal disana! Rasanya nggak pengen pulang. Rasanya pengen tetep disini sama keluarga. But wait, you have your live to life! And someday ketika kamu harus ngekorin kemanapun pasangan hidup kamu pergi. Apa kamu masi akan berdiri disini? menuntut kembali pulang lagi dan lagi ke keluarga kamu, temanmu, masa kecilmu dan setiap kenangan yang tersisa disetiap sudut kota? Kan nggak!
Well, That's all the story tentang aku - Bandung - dan segenap hati yang masih tertinggal disana! Rasanya nggak pengen pulang. Rasanya pengen tetep disini sama keluarga. But wait, you have your live to life! And someday ketika kamu harus ngekorin kemanapun pasangan hidup kamu pergi. Apa kamu masi akan berdiri disini? menuntut kembali pulang lagi dan lagi ke keluarga kamu, temanmu, masa kecilmu dan setiap kenangan yang tersisa disetiap sudut kota? Kan nggak!
Satu hal, Tuhan tau sampai sebatas mana kemampuan umatnya
untuk diuji. Setidaknya kita jadi tau sebatas mana kita bisa dan harus
bersabar. Dan sampai sebatas mana kita harus melawan supaya tidak diperlakukan
semena-mena. Selalu ada hikmah dibalik semua kejadian. Dan apapun itu aku
sangat bersyukur. Terimakasih untuk nikmatmu ya Allah. Keajaibanmu J